terkadang setiap orang terlalu sibuk memperhatikan hal-hal sepele sehingga melupakan apa yang seharusnya menjadi prioritas. termasuk saya. saya terlalu sibuk memperhatikan detail-detail di dalam hidup saya sehingga saya melupakan hal yang esensial.
memprioritaskan sesuatu di dalam hidup membutuhkan kepekaan. kepekaan untuk melihat hal-hal yang seharusnya dilakukan. ada beberapa orang yang mendapatkan karunia untuk bisa menilai apa yang harus diprioritaskan di dalam hidupnya. orang-orang seperti ini tahu mana akan tujuan hidupnya. tetapi ada beberapa orang yang perlu belajar untuk mendapatkan kepekaan. pembelajarannya dapat diperoleh dari pengalaman hidup. seseorang seringkali baru akan menyadari hal yang penting di dalam hidupnya setelah ia kehilangan. dari kehilangan ini ia akan belajar untuk lebih memahami dirinya, memahami apa yang sebenar-benarnya penting di dalam hidupnya. setelah ia benar-benar mengetahui apa yang penting, maka ia akan berjalan maju dengan lebih mantap, melakukan segala sesuatu dengan tujuan yang jelas, dan bijak dalam mengambil keputusan.
beberapa hari ini saya mengingat kembali mana yang seharusnya menjadi prioritas utama di dalam hidup saya. sebagai seorang Kristiani, artinya hidup saya telah dibayar lunas dengan darah Kristus, tujuan hidup saya bukan lagi menjadikan segala sesuatu sesuai dengan keinginan saya. prioritas utama di dalam hidup saya adalah melaksanakan apa yang menjadi kehendak Kristus. hidup yang saya hidupi bukan lagi untuk saya pribadi, tetapi untuk Kristus.
jadi bagaimana seharusnya saya hidup? bagaimana melaksanakan kehendak Kristus di dalam hidup saya? haruskah saya menjadi seorang Pendeta atau rohaniawan? tidak harus tentunya. saya yakin akan hal itu. lalu, bagaimana? mencari kehendak Kristus mustahil dilakukan jika tidak memiliki hubungan yang intim denganNya. bagaimana kita dapat mengetahui kemauan seseorang jika kita tidak pernah menjalin hubungan dengannya? akhirnya saya tiba pada suatu kesimpulan bahwa untuk dapat menemukan tujuan hidup, yang adalah prioritas di dalam hidup saya, saya harus menjalin hubungan yang intim dengan Kristus.
bagaimana caranya? mendengarkan apa yang Ia katakan. Alkitab berisi Firman Allah yang merupakan kata-kata Allah. jika ingin mendengarkan apa yang Ia katakan, berarti saya harus membaca alkitab. menjalin hubungan berarti terjadi komunikasi dua arah. selain mendengarkan apa yang Allah katakan, saya pun perlu menyampaikan isi hati saya kepadaNya.. walaupun Ia maha tahu, saya tetap perlu menyampaikan isi hati saya kepadaNya karena ini adalah bentuk komunikasi saya dengan Allah. Agar hubungan menjadi lebih erat atau intim, maka intensitas komunikasi yang dilakukan harus sering terjadi, artinya saya perlu meluangkan banyak waktu untuk berkomunikasi dengan Allah.
So, kesimpulan akhirnya adalah menemukan prioritas hidup = menjalin komunikasi yang intim dengan Allah.

